Pembuatan Pakan "Fermentasi Gedebog Pisang" Oleh Mahasiswa KKN UNIKAMA di Desa Tawangagung

Posted by


KKN Tawangagung 2018 - Bertempat di Desa Tawangagung Kecamatan Malang daerah dampit dimana menjadi salah satu kegiatan yaitu KKN Universitas Kanjuruhan Malang dalam misi untuk pemberdayaan masyarakat. Desa tawangagung memiliki potensi yang besar terutama dalam hal pertanian yaitu salak dan kopi, namun, selain dari pertaniannya mereka juga memiliki ternak untuk sebagai penghasilan tambahan, ternak di desa tawangagung sebagian besar adalah kambing, alasan desa tawangagung memilih ternak kambing adalah karena kambing mempunyai harga yang relatif tinggi dengan perawatan yang mudah. Mereka juga memiliki ayam dan bebek namun dirawat secara lepas lapang dan memiliki harga yang tidak menguntungkan begitu pula dengan sapi.

Kambing sebagian besar adalah kambing untuk diambil dagingnya atau disebut kambing pedaging, mereka juga mengambil susu dari kambing tersebut namun terdapat kendala dalam pemerahannya yaitu semua kambing diduga memiliki penyakit mastitis dengan gejala pengerasan ambing kambing sehingga ketika ambing diperah akan merasakan kesakitan dan mengeluarkan susu dengan volume yang sangat sedikit.

Warga desa tawangagung ingin menaikkan berat badan kambing mereka dengan harapan nilai jual kambing tersebut juga menjadi naik harga, maka kami KKN Kanjuruhan Malang Tawangagung memiliki ide untuk membuat Pakan Fermentasi guna untuk menunjang kebutuhan penggemukan kambing. Alasan mengapa kami memilih pakan fermentasi adalah karena fermentasi bisa sebagai pengganti hijauan, meningkatkan nafsu pakan kambing, membuat kambing menjadi tahan dari segala penyakit.

Fermentasi adalah pengolahan pakan ternak yang mulanya limbah bisa dimanfaatkan untuk menjadi pakan ternak dengan bantuan mikroorganisme. Umumnya Fermentasi menggunakan limbah dari jerami Kering, tetapi mengingat di Desa Tawangagung tidak memiliki lahan sawah apalagi untuk bersawah tanaman padi maka kami menggunakan gedebog pisang untuk menjadi bahan baku fermentasi karena di wilayah mereka banyak sekali pohon pisang yang tidak tapi dipakai, sebenarnya fermentasi bisa juga menggunakan limbah dari kulit kopi, tetapi kulit kopi sangat berisiko karena kulit kopi memiliki kandungan kafein yang cukup tinggi jika kita salah dalam melakukan pengolahan ke fermentasi dan bahan yang cukup sulit untuk dicari untuk diolah menjadi fermentasi. 


Kami melakukan pengolahan Fermentasi pada tanggal 10 Agustus 2018 di tempat kediaman rumah Bapak Ahmad Fausi dibantu oleh Bapak Fausi dan Mas Yus dari jam 10:12 sampai dengan 04:00.

Bahan yang diperlukan untuk pengolahan Fermentasi Gedebog pisang adalah:
-    Gedebog Pisang (Inti Batang Pisang)    1 kuintal
-    Dedak               5 Kg
-    EM4/SOC         4 Tutup Botol
-    Garam               4 ons
-    Air                    4 Liter

Berikut Adalah Cara Pembuatannya
1. Pertama, siapkan Gdebog Pisang sebanyak 1 kuintal kemudian dicacah/potong kecil-kecil
2. Siapkan terpal guna sebagai alas dalam pencampuran fermentasi, ratakan gedebog pisang yang sudah dicacah tadi
3. Tebarkan Dedak sebanyak 5 Kg ke Gedebok pisang yang sudah diratakan di atas terpal dan aduk hingga merata dengan tangan
4. Siapkan ember yang sudah berisi 4 liter air, campurkan dengan 4 tutup botol  EM4 dan 4 ons garam kemudian tunggu hingga 10 menit
5. Jika sudah 10 menit aduk hingga merata, dan masukkan ke dalam penyemprot
6. Bisa juga cipratkan dengan tangan, tetapi untuk mendapatkan hasil yang maksimal yang merata gunakanlan penyemprot
7. Semprotkan ke gedebok pisang yang sudah dicampur dengan dedak tadi, kemudian aduk merata lagi dengan tangan
8. Jika sudah diaduk merata, siapkan tong yang besar untuk dimasukin campuran gedebog pisang dan letakkan di tempat teduh terhindar dari sinar matahari langsung
9. Tunggulah selama 14 hari untuk mendapatkan hasil fermentasi

NB : Jika tidak memiliki Tong besar bisa menggunakan terpal dengan cara dibungkus

Pada tanggal 24 Agustus 2018 kami kembali ke rumah Bapak Fausi untuk melihat hasil fermentasi tersebut, hasil fermentasi sudah berhasil dengan ciri-ciri memiliki bau khas fermentasi, tekstur yang lembek, warna yang kecokelatan.

Fermentasi yang sudah jadi siap untuk diberikan pada ternak dengan perbandingan 1 :1 dicampur dengan hijauan, tetapi kendalanya kami adalah kambing tersebut pada hari pertama tidak mau memakan hasil fermentasi diperkirakan karena bau fermentasi yang sangat menyengat. Maka solusi dari hal tersebut adalah mencampurkan hasil fermentasi tersebut dengan tambahan bahan yaitu molases/tetes tebu untuk memberikan rasa yang manis, mengurangi aroma menyengat, dan membuat kambing terbiasa dengan memakan fermentasi.


Harapan kami kedepannya adalah dengan fermentasi ini bisa memberikan hasil yang sangat baik terhadap bobot kambing dan membuat kambing tahan dari segala penyakit sehingga kambing tersebut sangat sehat untuk diambil dagingnnya dan susunya. Terima kasih


Demo Blog NJW V2 Updated at: Agustus 11, 2018

0 komentar:

Posting Komentar